Senin, 28 Februari 2011

Cadangan Minyak Di ARAB dilebih - lebihkan.

Judul di atas muncul setelah Situs WIKILEAKS membeberkan kabel diplomatik AS yang dikirim pada tahun 2007 dari kedubes AS di kerajaaan Saudi.Masih menurut wikileaks,bahwa perusahaan minyak Aramco,yang merupakan perusahaan eksplorasi minyak terbesar di Saudi mengeluarkan data bahwa cadangan minyak di Arab Saudi mencapai 300
milyar barel,pernyataan tersebut ditanggapi oleh Saddad Al Huseini yang pernah bekerja di Aramco selama 12 tahun hingga 2004,bahwa data tersebut dilebih - lebihkan.

Apabila hal ini terbukti benar,maka akan membuat gonjang - ganjing dan tidak stabilnya ekonomi secara global.Minyak merupakan hal yang sangat vital di kehidupan modern saat ini,misal saja,saat pemerintah akan menaikkan harga bensin ataupun solar,pasti rakyat pada kelimpungan dan berduyun - duyun mendatangi SPBU untuk membelinya.Bahkan "dibela - belain" antri hingga berjam - jam untuk mendapatkannya.

Memang bagai 2 sisi mata uang,dimana satu sisi bisa menjadi indikasi peningkatan pertumbuhan ekonomi karena konsumsi BBM meningkat,disisi lain,menjadi bumerang bagi pemerintah untuk mengeluarkan anggaran lebih untuk meringankan beban rakyat terhadap pembelian minyak,khususnya bensin dan solar dengan cara subsidi.Disamping itu juga berdampak terhadap keseimbangan iklim global karena polusi yang menyebabkan global warming,yang juga mengakibatkan iklim dan suhu yang tidak stabil,bahkan cenderung mengarah ke ekstrim.

Balik lagi ke cadangan minyak di Arab,seharusnya pihak di Arab juga harus lebih realistis terhadap jumlah cadangan minyak yang ada,janganlah terlalu dilebih - lebihkan,karena kalau data tersebut meleset bisa berakibat fatal secara global.


Sumber : tribunnews.com dengan sedikit tambahan dari penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar