Sabtu, 25 Desember 2010

Kerendahan hati vs Penyakit hati

Malam belum terlalu larut,suara gemuruh dan kilatan petir seolah-olah menambah kesunyian di malam itu.Sesosok pemuda lajang berusaha memejamkan mata untuk merehatkan pikiran dan badan yang seharian sudah terkuras menjalani aktivitas seharian.Jam di kamar menunjukkan pukul setengah dua belas malam.Bukan waktu yang biasa sampai jam tersebut Pemuda tadi sebut saja Agung belum bisa tidur pulas alias memejamkan mata.Mungkin Agung masih memikirkan dan terngiang-ngiang dengan kejadian tadi sore,kejadian dimana dia diuji kesabarannya,kejadian dimana membuka memori semasa sekolah dulu.Sepele sih,cuman Agung menegur seorang tetangga yang secara kebetulan dekat dengan rumahnya tapi malah memberikan reaksi yang negatif alias mengumpat-umpat pada dirinya.Sebagai seorang yang masih muda dan tidak ingin dianggap tidak menghargai orang yang lebih tua,maka perasaan empet dihati itu tidak dituangkan dengan tindakan yang eksplosif terhadap orang tersebut.Memang orang tersebut mempunyai rekam jejak yang jelek di memori otak seorang Agung.Agung memang seorang anak yang tidak berpunya tapi walau tidak berpunya juga tidak harus dipandang sebelah mata orang lain juga kan.Pernah suatu ketika waktu si Agung masih duduk di bangku SMA dicemburui sama orang tua temannya.Dicemburui disini merujuk pada tingkah si Agung yang ga terlalu neko-neko,serta mau legowo dengan kondisi orang tuanya yang ga berpunya.Sedangkan temannya tadi berbuat keonaran dan membingungkan orang tua di sekolahnya.Mungkin itu juga yang sampai sekarang perasaan iri orang tua temannya Agung masih ada.Agung bukan merasa pingin balas dendam,tapi hanya pingin meredam dan jangan sampai kena penyakit hati sehingga dapat mencapai kerendahan hati yang hakiki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar